Kamis, 02 Januari 2014

CERPEN


Tidak Sadar

Waktu menunjukkan pukul 1 siang,menandakan akan dimulainya pelajaran yang paling tidak disukai oleh seluruh murid kelas 3C. Suasana kelas siang itu sangat tenang, angin yang menghembus lewat jendela membuat Joko,anak yang tidak terlalu pintar sedang serius untuk mendengarkan pelajaran yang akan disampaikan oleh Pak Hendra. Pelajaran matematika memang menjadi ‘momok’ yang menakutkan bagi sebagian besar siswa di kelas.

Akan tetapi, hal itu tidak terjadi dikelasnya. Pak Hendra guru matematikanya begitu pandai membuat pelajaran matematika menjadi hal yang menarik bagi anak-anak kelas. Peristiwa yang tidak akan pernah di lupakan oleh Joko berawal dari matanya yang tak dapat menahan rasa kantuk. Tidak seperti biasanya,perhatian yang biasa nya selalu tertuju pada papan tulis saat Pak Hendra menjelaskan pelajaran matematika,menjadi tidak focus terhadap apa yang sedang di ajarkan oleh Pak Hendra. Suasana siang itu sangat terik,namun angin yang berhembus sepoi-sepoi melalui jendela yang sedang terbuka membuat seluruh ruangan seperti menjadi ruangan ber-AC, seketika pula mata Joko serasa ingin terpejam, sehingga membuyarkan konsentrasi belajarnya. Ia begitu kaget, ketika Ferdi menepuk pundaknya dan berkata “Joko, sekarang tugasmu!” Tanpa sempat berfikir, ia bergegas berdiri dari tempat duduk dan maju ke depan kelas, mengambil penghapus dan segera menghapus papan tulis yang penuh dengan tulisan Pak Hendra. Tugas yang di maksud itu ya piket setiap hari di kelas untuk menghapus papan tulis.

Setelah hampir setengah bagian papan tulis terhapus,ia berhenti terdiam karena mendengar tawa dari teman teman sekelasnya. Rupanya ia menjadi korban kejahilan Ferdi. Sialnya Pak Hendra hanya tersenyum dan ada sedikit ekspresi bingung di wajahnya sambil melihatku. Ia berkata “Joko kamu kenapa?”. Joko menjawab “Eh,anu pak. Bapak menyuruh saya menghapus papan tuliskan?”.Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya ia menunjuk kearas pinggir mata Joko yang tidak ia sadari dari tadi terdapat belek. Seketika ia sadar dari meminta izin untuk ke kamar mandi. Hendra memandangi Ferdi dengan geram sambil berjalan keluar kekamar mandi untuk mencuci muka.

Setibanya Joko di kamar mandi, ia langsung menatap ke cermin, dan langsung membasuh muka dengan air. Tiba-tiba saja ia tertawa sendirian setelah menyadari apa yang telah ia lakukan tadi di kelas. Ia telah di kerjai oleh Ferdi,dan dengan tidak sadar telah menghapus papan tulis yang sedang di tulisi oleh pak Hendra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar